Follow Us @ilmamubarok

20 Januari, 2018

I MISS YOU…

Sabtu, Januari 20, 2018 0 Comments
19 Januari 2018



I MISS YOU… everytime and everywhere

Yes, I miss you. Aku rindu saat kau menyentuh tiap lembaranku, aku rindu saat kau membaca tiap titik yang terukir diatasku, dan aku sangat merindukanmu saat kau memelukku.
Berikut ini 8 hal yang in syaa Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini adalah dari ustadz di Indonesia yang Berjaya menghafal 30 dalam 19 hari dan mengambil 56 hari untuk melancarkan hafalannya. Tapi uniknya, beliau mengajak untuk berlama-lama dalam menghafal. Pernah beliau menerima panggilan telfon dari seseorang yang ingin mendaftarkan anaknya  di pesantren beliau.
“ustadz, menghafal di tempat antum itu berapa lama untuk khatam 30 juz?
“SEUMUR HIDUP” jawab ustadz dengan santai.
Meskipun bingung, ibu itu bertanya lagi, “targetnya ustadz?”
“targetnya KHUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ustadz lagi.
Jawaban tersebut sebagai syarat dengan makna. Prinsip ustadz “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, manakala INGIN CEPAT HAFAL (boleh jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaitan.” Diantara motivasi beliau dalam menghafal Al-Quran adalah :
1.      Menghafal tidak harus hafal
Allah memberikan kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada setiap orang. Bahkan Imam Besar dalam ilmu qirat,  guru dari Hafs yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim mengambil masa 20 tahun untuk menghafal keseluruhan Al-qur’an. Target menghafal kita bukanlah menghabiskan hafalan dengan cepat tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita sudah agendakan hanya untuk menghafal.
2.      Jangan tergesa-gesa, jangan pula ditunda-tunda
Kalau sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampai jam 7 adalah waktu KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan terburu-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini. Saat-saat diaman kita berbicara kasih dengan Allah. 1 jam saja, tidak terlalu lama kan? Jika dibandingkan dengan masa yang dihabiskan dengan menonton film, facebook, instagram dan lain-lain setiap hari.
Tapi ingat! Hafalan, juga bukan untuk ditunda-tunda. Jangan tunggu hari esok, apabila keesokan harinya masih lagi mengatakan esok.
3.      Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk SETIA bersama Ai-Qur’an
Kondisi hati yang tepat dalam menghafal Al-Qur’an adalah bersyukur dan bersabar. Tapi sering kita mendengar kalimat “menghafal memang perlu banyak bersabar” sebenarnya tidak salah, hanya kurang tepat. Karena apabila mindset kita mengatakan “sabar”, seolah ayat Al-qur’an yang dihafal itu satu beban pula. Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan bukan sebagai beban? Untuk apa cepat hafal jika tidak pernah diulang? Setialah bersama Al-Qur’an.
4.      Senang dirindukan Ayat
Ayat-ayat yang sudah kit abaca berulang-ulang namun juga belum ‘melekat’ dalam otak kita, ayat itu sebenarnya rindu dengan kita. Mungkin ayat tersebut ingin kita terus mengulan dan mengulangnya.
Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” ^_^
Cobalah untuk membaca maksud dan tafsirnya. Bisa jadi ayat tersebut adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ atau malah cermin atas keadaan saat ini.
5.      Menikmati saat menghafal Al-Qur’an
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika menghafal dan ketika mengulangnya.
6.      Focus pada perbedaan, abaikan persamaan
fabi ayyi alaa’I rabbikuma tukadziban”  jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! Maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman. Sudah separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7.      Mengutamakan durasi
Berkomitlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang ajan kita hafal. Serahkanj 1 jam kita pada Allah. Masa yang khusus untuk Kalam Allah. Kalau kurang ditambahkan.
8.      Pastikan membaca ayatnya dengan tajwid, juga hayati artinya
Carilah seseorang yang bisa membetulkan bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki dikemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Menghayati artinya seperti contoh kita akan sangat senang membaca bahkan berulang-ulang surat dari Ibu, atau si Dia, masa surat dari sang Pencipta tidak kita hiraukan? Bukankah suratNya adalah KalamNya?
Maka 8 perkara diatas adalah salah satu dari sekian banyak cara dan motivasi dalam menghafal Al-Qur’an, mungkin dapat menjadi solusi bagi siapa yang merasa tertekan, bosan, bahkan putus asa dalam menghafal. Tentunya akan kita rasakan manfaat dan keutamaan Al-Qur’an seperti janji Allah, bukankah janji Allah itu pasti?
Diantaranya janji-Nya bagi para pembaca atau penghafal Al-Qur’an adalah :
ü  Al-Qur’an sebagai pemberi syafaat di hari akhir
ü  Para pembaca dan penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang besar, serta pernghormatan diantara manusia.
ü  Al-Qur’an menjadi pembela bagi pembacanya serta pelindung dari siksaan api neraka
ü  Para pembaca khususnya para penghafal Al-Qur’an yang kualitas dan kuantitas bacaannya lebih bagus akan bersama malaikat yang selalu melindunginya dan mengajak pada kebaikan. Dan masih banayak lagi.
Semoga semua usaha kita dalam mencintai Al-Qur’an, membaca dan menghafalnya menjadi salah satu jalan kita dalam memasuki pintu surge. Aamiin…


Soo, yess I MISS YOU TOO… And I want to want with you to jannah…….

13 Januari, 2018

Apa Kabar Ibadah kita Hari Ini?

Sabtu, Januari 13, 2018 0 Comments
APA KABAR IBADAH KITA HARI INI?


            Ibadah adalah hak Allah atas makhluk-Nya. Ibadah adalah maksud dan tujuan penjiptaan jin dan manusia, sebagaimana firman Allah SWT.

ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْتُ الْجِÙ†َّ ÙˆَالْØ¥ِÙ†ْسَ Ø¥ِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعْبُدُونِ


Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Barang siapa yang enggan beribadah kepada Allah, ia akan mendapat azab yang pedih:


Ø¥ِÙ†َّ الَّذينَ ÙŠَستَكبِرونَ عَÙ† عِبادَتي سَÙŠَدخُلونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ داخِرينَ....

“…Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60).
           Detik demi detik berlalu, hari-hari terus berjalan. Mengurangi umur kita jengkal-demi jengkal, kebaikan dalam saat-saat ini sunguh sangat mahal sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang Tabi’I, Sai’d bin Abdul Aziz: “ tiada kebaikan dalam hidup ini melainkan diamnya orang yang sadar (ingat kepada Allah SWT) dan bicaranya orang yang berilmu.” Waktu dalam kehidupan seorang muslim adalah kesempatan untuk berbuat baik, membahagiakan dan meringankan beban sahabat-sahabatnya.
            Adapun senda gurau dan canda memiliki waktu, syarat dan batasan yang sewajarnya. Sebab Isalam tidak membutuhkan orang-orang yang hanya gemar bercanda dan bermain. Sebaliknya, Islam membutuhkan orang-orang serius dan sungguh-sungguh yang menggunakan waktunya untuk beramal shalih , berdzikir, bersedekah, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, berdakwah, berjihad, tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dst.
            Orang yang hanya gemar bercanda, sendagurau dan tertawa riang, sejatinya telah menzalimi diri dan agamanya, karena orang yang mencintai sunnah Rasulullah SAW, hanya menyisakan sedikit waktu untuk hal-hal yang seperti itu. Seorang sahabat Nabi Saw, Salman Al-Farisi berkata, “Aku sangat herang dengan orang yang herang mengejar-ngejar dunia, padahal kematian terus mengincarnya, dan dengan orang yang melalaikan kemaitian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan dengan orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal ia tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.”  (kitab Az-Zuhd, Imam Ahmad).
Ya Akhwat...
Ya Akhwatii….
            Mari kita intropeksi diri, renungkan sejenak, bagaimana ibadah shalat kita terutama jama’ah kita setiap harinya? Renungkan apa saja kebaikan yang sudah kita lakukan disetiap harinya? Apakah kita sudah menyiapkan bekal perjalanan menuju Akhirat?. Sampai kapan kita akan menyia-nyiakan hari ini seperti hari yang kemarin.
            Mari kita saling bermuhasabah diri, mengingatkan satu sama lain. Hidup di dunia ini hanyalah sementara, kita tidak tahu kapan ajal kita menjemput kita, apakah kita sudah siap?
            Ingatlah pesan ustadz kita, “ Jangan pernah terlena dengan kesementaraan waktu.” Maksud dari sementara disini adalah waktu yang sementara, masa muda yang sementara, kekayaan yang sementara, masa sehat yang sementara, kehidupan yang sementara, dan lain sebagainya. Maka kita tetap berusaha menjaga diri kita, istiqomah, konsisten berusaha terus menjadi manusia yang sempurna. Obatnya dalam masalah beramal sholeh adalah santapan rohaniah ditingkatkan, ketaatannya ditingkatkan, dengan cara berdzikir yang banyak ingat bahwa Allah memberikan segalanya sekarang kita sedang diuji, untuk itu konsisten dalam keadaan suka dan duka. (KH. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A).

            Untuk itu, mari kita menciptakan ozon keberkahaan dengan banyak-banyak melakukan amal kebaikan, serta meningkatkan ibadah kita setiap harinya. Bersyukur sebanyak-banyaknya atas nikmat yang Allah berikan kepada kita.