Dulu...
Dulu, aku pernah iri pada teman yg cantik. Setiap kali berjalan dengannya, semua orang memandangnya. Belasan tahun kemudian bertemu lagi, hampir tak mengenalnya. Wajahnya berjerawat, badanny 2x lebih besar dariku. Kulitnya menghitam. Ia sakit.
Dulu, aku pernah iri pada tetanggaku, rumahnya besar, mobilnya bagus. Kalo bertemu, perhiasan di tangan & lehernya bersinar. Tak lama setelah aku pindah, aku melihatnya di TV, ia meninggal karna dibunuh seseorang, karena utang ratusan juta yg tak kunjung ia bayar.
Dulu, aku pernah iri pd temanku, ia selalu cerita pacarnya tampan, anak org kaya, kuliah di luar negeri. Kemudian aku tau, ia dibawa lari pacarnya, lalu hamil di luar nikah, & sekarang ia ditinggalkan. Mereka bercerai.
Dulu, aku iri pada sahabatku. Ia selalu masuk sekolah favorit. Kuliah di universitas terkenal. Lulus PNS dg mudah. Tapi bulan kemarin ia menghubungiku. Mau pinjam uang. Gajinya tak cukup utk mmbayar semua cicilan barang2nya.
Dulu, aku iri pd teman sekolahku. Ia selalu rangking 1. Guru2 menyukainya. Lalu kuliah di univ terkenal. Kerja di perusahaan besar. Teman2 memujinya. Tapi kemarin ia menyapaku d WA. Minta pekerjaan. Ia baru aja di PHK. Perusahaan tempatny bekerja baru aja bangkrut.
Hidup itu sawang sinawang. Apa terlihat indah, blm tentu seindah aslinya. Apa yg dulu kamu sesali, bisa jd skrg kamu syukuri. Ktika dulu nangis2 karna tak bisa seperti org lain, sekarang bilang alhamdulillah telah menjadi dirimu sendiri. Kunci nikmati hidup adalah bersyukur. Apa yg kamu lihat di orang lain belum tentu seperti apa yg kamu kira. Setiap orang diuji dengan cara yg berbeda.
Mungkin ada yg iri melihatku nampak hidup enak. Padahal aslinya, aku juga ngalamin masukin air ke botol sampo pas habis.