Saya ini orangnya gak asyik.
Tetapi saya bahagia dengan demikian. Hidup saya dihabiskan di pesantren.
Kalau ditanya pernah berpergian
kemana aja, jawaban saya hanya ke beberapa tempat. Saya suka jalan-jalan,
tetapi saya lebih suka jalan-jalan bersama keluarga. Saya pernah pergi
sendirian. Ternyata yang terbayang selama perjalanan adalah “oh, seharusnya
adik-adikku melihat ini juga” saya tidak menikmatinya, akhirya kalau saya punya
kelebihan uang, saya lebih senang mentraktir makan keluarga atau teman. Rasanya
lebih bahagia jika sesuatu dinimati bersama.
Kalau ditanya tempat-tempat makan
yang nge hits, saya juga hanya bisa menyebutkan beberapa. Saya suka makan,
tetapi kalau main bersama teman, saya lebih suka main ke rumahnya atau ke kos
kosannya, untel-untelan sambil merujak atau jajan ke tukang bakso yang lewat.
Tidak perlulah foto-foto untuk diunggah di media social. Pertemanan dengan saya
tidak seperti itu. Saya lebih suka demikian, menjadi teman yang sama-sama apa
adanya, lalu mengenal keluarga teman-teman saya.
Kalau diajak ngobrol tentang
barang-barang branded, saya mengerti dan tahu beberapa. Saya juga punya satu,
dua itu jugadapat dari hadiah. Namun, selebihnya, saya sih tidak terlalu
peduli. Saya malah kadang kaihan dengan mereka yang mengagung-agugkan benda
mahal sebagai identitas diri. Harga diri ko ditentukan dengan harga barang?
Kalau diajak berdiskusi tentang
organisasi dan gerakan keren, saya sering tertarik, tetapi lebih sering karena
penasaran saja. Di rumah, bapak dan ibu selalu mengajarkan saya untuk
mengutamakan kedekatan dengan tetangga daripada dengan orang-orang yang jauh.
Keren itu kalau peduli dan menjenguk tetangga yang sedang sakit atau kesusahan.
Keren itu ikut berbaur dengan masyarakat pemuda-pemudi dan mendirikan panggung
tujuh belasan untuk anak-anak. Keren itu ngajarin ngaji anak-anak setiap
sore di waktu Ramadhan, ikut hal-bihalal
RT/RW, ikut pengajian. Keren itu eksis di masyrakat yang sesungguhnya, yang
paling dekat dengan kita.
Saya mengakui betapa norak dan
tidak asyiknya saya. Berteman dengan saya sangat tidak asyik. Namun, seiring
dengan berjalannya waktu, saya merasakan banyak manfaat dari ketidakasyikan
saya ini. Paling tidak hanya untuk kesenangan diri sendiri.
Besok-besok anak-anak saya akan
saya ajarkan begini juga.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar