BEKAL UTAMA DALAM MENUNTUT ILMU
ilmanafia
Sabtu, Februari 24, 2018
0 Comments
Jum’at, 16
Februari 2018
BEKAL UTAMA DALAM MENUNTUT ILMU
Pada dasarnya, dalam kehidupan kita sangat membutuhkan yang namanya
“ILMU”. Apa jadinya jika kita hidup tanpa ilmu? Ibarat benjana kosong yang tak
berisi apa-apa. Kebutuhan manusia akan ilmu menjadikan manusia terus bertanya
dan mempertanyakan segala sesuatu yang yang mereka alami. Seiring berkembangnya
pemikiran manusia, lahirnya berbagai macam ide-ide, gagasan manusia maka
berbagai macam ilmu pun lahir. Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan zaman.
Ilmu merupakan petunjuk, pedoman, pengetahuan dan sesuatu yang
tergollong suci, ilmu bagaikan pelita atau cahaya dimalam yang gelap, seseorang
tidak dapat berjalan dngan baik di malam yang gelap tanpa adanya cahaya.
Demikian pada halnya seseorang tak dapat membedakan antara benar dan salah,
kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, terlihatlah seseorang. Baik buruknya, rupa
dan tampaknya. Karena terdapatlah perbedaan antara orang yang menuntut ilmu dan
orang yang tidak berilmu, imam Syafi’Iberkata :
“tidak mungkin menuntut ilmu orang yang mudah bosan dan meraa puas
jiwanya. Lantas ia berhasil meraih keberuntungan. Akan tetapi seseorang yang
menuntut ilmu adalah dengan : kerendahan jiwa, kesempitan hidup dan kerkhidmat
untuk ilmu maka dialah yang akan beruntung.”
Hari demi berlalu, keadaan silih berganti dari satu ke lainnya.
Bagaimana kabar akan ilmu kita? Bagaimana kabar akan ujian kita? Sudahkah kita
merasa puas dengannya? Dengan terlewatinya satu ujian bisakah kita merasa
tenang. Dengan adaya ujian, kita dapat mengetahui kadar dan tingkat
sampaimanakah ilmu yang sudah kita dapatkan?
Jika kita merasa belum puas dengan ujian ini, itu menandakan bahwa
yang kita dapatkan hanya sebagiannya saja dan jika sudah merasa puas pun
menandakan bahwa ilmu yang kita dapatkan hanya sedikit saja. Dengan kata lain,
sebagai penuntut ilmu janganlah bosan untuk terus mendapatkan ilmu. Karen
atidaklah sia-sia dalam menuntut ilmu. Karena seseorang tidak dilahirkan dalam
keadaan pandai dan pemilik ilmu tidak sama dengan orang yang bodoh. Firman
Allah mengatakan :
“Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
(Q.S Al-Mujadalah: 11)
Ya akhwatiii….
Dengan adanya ilmu kita dapat terbanggakan akan tetapi dengan
adanya ilmu pula kita dapat terbelangkangan. Oleh karena itu, ilmu juga harus
didampingi dengan akhlak yang baik. Akan tetapi bagaimana keadaan akhlak kita
hari ini? Masihkah kita mengeluh? Masih adakah sifat sombong atas diri kita?
Akhlak merupakan bagian terpenting dalam islam, karena akhlak dapat
berperan sebagai barometer (tolak ukur) akan kesempurnaan iman kita. Dengan
kata lain kita dapat melihat iman seseorang dengan akhlak dan muamalahnya
kepada orang lain. Menuntut ilmu merupaka ibadah, Tholabul I’lmi lil
i’badah, tidak hanya untu ibadah saja, akan tetapi, ibadah akhirat juga.
Marilah mengintropeksi diri kita masing-masing. Dengan begitu,
aakat terdapat perubahan, yaitu untuk menjadi lebih baik. Tidak ada kata
terlambat untuk bberubah. Marilah semua yang buruk-buruk menjadi baik dan lebih
baik.