PERCOBAAN 2
LARUTAN
I. Tujuan
1. Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
2. Mengamati pencampuran air dengan berbagai pelarut.
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan
4. Memperlihatkan larutan lewat jenuh.
5. Menentukan persen masa dan konsentrasi molar larutan sampel.
6. Menjadi terampil dalam memipet dan menguapkan larutan sampai kering.
II. Dasar Teori
Dalam ilmu kimia dikenal suatu istilah “like dissolves like” yaitu jika molekul solute dan pelarut mirip, maka akan mudah bagi keduanya untuk saling menggantikan sehingga mudah untuk bercampur. Secara umum, terdapat kecendrungan dimana senyawa ion dan polar larutan dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (Estein, 2015).
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. (Harnanto, A. dan Ruminten. 2009).
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetrakhlorida adalah pelarut nonpolar dan melarutkan senyawa nonpolar. Karena itu Karbon tetrakhlorida bukanlah pelarut garam atau gula. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau senyawa polar (Dewan, 2014).
Zat cair yang larut sama lain disebut saling bercampur. Asas umum like dissolves like akan menentukan sifat saling bercampur. Bila kedua zat cair mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, tidak tola menolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan (Raymond, 2004).
Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Larutan tak jenuh (unsaturated), adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya (konsentrasi zat terlarut kurang dari maksimum yang dapat larut). Sedangkan larutan lewat jenuh (supersaturated), mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama (konsentrasi melebihi kelarutan maksimum pada suhu tertentu) (Estein, 2015).
III. Alat
1. Bunsen 1 buah
2. Gelas beker 100 mL 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Gunting 1 buah
5. Kaki tiga 1 buah
6. Kertas perkamen 2 lembar
7. Pipet tetes 10 mL 1 buah
8. Pipet ukur 5 mL 1 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Spatula 3 buah
11. Spirtus 1 buah
12. Tabung reaksi 6 buah
13. Timbangan 1 buah
14. Tissue secukupnya
15. Wrapping secukupnya
IV. Bahan
1. Air secukupnya
2. Aseton, C3H6O 2 mL
3. Etanol, C2H5OH 2 mL
4. Garam dapur, NaCl 1,5 gr
5. Heksana 4 mL
6. Kalium permanganat 1,5 gr
7. Kloroform, CHCl 6 mL
8. Kristal iod 1,5 gr
V. Prosedur Kerja
1. Kelarutan
a. Kalium permanganat (KMnO4)
2 mL aquadest
|
2 mL heksana
|
2 mL kloroform
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
b. Iodin
2 ml aquadest
|
2 ml heksana
|
2 ml kloroform
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
|
2. Pencampuran
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
|
|
| |||
3. Kecepatan Larutan
Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan
|
|
| |||||
|
|
| |||||
|
|
| |||||
|
VI. Data Pengamatan
1. Kelarutan
Kristal
|
Larutan
|
Waktu
|
Perubahan
|
Air
|
3 detik
|
warna ungu pekat, larut
| |
Permangganat
(KmnO)
|
Hexane
|
2,07 menit
|
Warna tidak berubah, tidak terlalu larut
|
Kloroform
|
4 menit
|
Warna tiak berubah, tidak larut, beku/mengumpal
| |
Air
|
45 detik
|
Warna coklat kekuningan, larut
| |
Iod
|
Hexane
|
55 detik
|
Warna ungu, larut
|
Kloroform
|
4 menit
|
Warna ungu, tidak larut, menggumpal
|
2. Pencampuran
Larutan
|
Waktu
|
Perubahan
|
Air + Etanol
|
1,02 menit
|
Larut
|
Air + Aseton
|
1,55 menit
|
Larut
|
Air + kloroform
|
1 menit
|
Tidak larut, pada detik pertama bergelembung
|
3. Kecepatan Kelarutan
Larutan
|
Perlakuan
|
Hasil
|
waktu
|
Air + Garam
|
Diam
|
Tidak larut
|
4 menit
|
Air + Garam
|
Dipanaskan
|
Larut (tetapi lama)
|
1 menit
|
Air + Garam
|
Dipanaskan sambil diaduk
|
Cepat larut
|
10 detik
|
VII. Pembahasan
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam (satu fasa) sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang terpisah.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang utama. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut (solven). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung posisinya.
Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul (intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik antar atom-atom di dalam molekul itu sendiri (intramolekul), yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap bersatu.
Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih mudah bila gaya tarik antara molekul solute dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Apabila gaya tarik antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya seperti data pengamatan diatas : air dan etanol), keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan apabila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenis (misalnya seperti data pengamatan diatas: air dan kloroform), maka keduanya tidak saling melarutkan.
Pada pembentukan larutan antara air dan etanol (alkohol), maka keduanya saling melarutkan dalam berbagai perbandingan. Baik molekul air maupun alkohol masing-masing antara molekul-molekulnya terjadi interaksi yang begitu kuat berdasarkan ikatan hidrogen. Ketika keduanya dicampur, tidak ada halangan bagi keduanya untuk saling menggantikan sehingga kedua zat akhirnya mudah bercampur.
Pembentukan antar air dan kloroform, keduanya tidak saling melarutkan, karena antara molekul air terjadi gaya terik-menarik melalui ikatan hidrogen sedangkan antara molekul kloroform yang bersifat non polar. Dapat dikatakan kedua zat memiliki gaya tarik yang berbeda, sehingga bila keduanya dicampur maka tidak dapat saling melarutkan.
Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut antara pelarut dengan partikel zat terlarut. Molekul-molekul pelarut penyerah partikel zat terlarut dan menyeretnya kedalam larutan. Kecepatan pelarutan tentu tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zat terlarut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
· Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
· Ukuran zat terlarut
Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar.
Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.
· Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
· Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.
Adapun sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari berbagai komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi (pekat). Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah (encer).
Didalam pembahasan ini, air suling digunakan dalam penangas air. Mengapa demikian? Karena air suling/Aquades adalah air murni atau larutan yang dihasilkan dari proses sterilisasi melalui cara penyulingan beberapa kali sehingga logam dan aprtikel berbahaya yang terkadung didalamnya dapat dibersihkan dan dinetralkan agar Aquades dapat diminum dengan aman dan menyehatkan tubuh
Dengan kalimat yang lebih sederhana, Aquades adalah larutan yang mudah menyerap dam melarutkan berbagai macam jenis partikel halus yanag bermuatan racun dan dapat mencegah penncemaran pada kualitas air sehingga air tersebut dapat diminum setiap saat dengan aman.
Aquades mengalami proses distilasi atau penyulingan yaitu pemisahan bahan bahan kimia yang ada didalam air dimana memgandung zat racun hasil radikal bebas yang kemudian dibersihkan atau disterilisasikan agar tidak lagi tercemar racun apapun sehingga kondisinya menjadi bersih dan menyehatkan bagi tubuh.
Inilah alasannya mengapa Aquades dijadikan sebagai pelarut :
a. Aquades mampu melarutkan kemudian menetralkan bahan kimia yang bersifat racun didalam makanan tertentu .
b. Aquades mampu melarutkan dan menetralisir racun yang telah mencapai ginjal lalu akan membuangnya kearah kandung kemih supaya dapat segera dikeluarkan.
c. Aquades mamapu mengatasi kondisi tubuh yang sedang tersearng kekeringan, kelelahan dan dehidrasi berat.
d. Aquades mampu membantu organ pencernaan agar segera melakukan proses pembakaran lemak.
e. Aquades juga mampu menjadi sumber kehidupan bagi organisme baik yang dibutuhkan tubuh.
VIII.Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Teori like disolvelike adalah senyawa polar hanya akan larut dalam senyawa polar, senyawa nonpolar akan larut dalam senyawa. nonpolar, dan senyawa polar tidak larut dengan senyawa non polar.
2. Telah diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kecepatan larutan adalah suhu, ukuran zat pelarut, dan pengaduk.
3. Larutan jenuh adalah zat yang terlarut dalam larutan pada suhu tertentu dan konsentrasinya maksimum, larutan tidak jenuh adalah larutan yang menunjukan konsentrasinya kurang dalam larutan, larutan lewat jenuh larutan yang konsentrasinya melebihi maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga jilid 1, Penerbit Erlangga : Jakarta.
Dewan, S.K, 2014, Kimia Organik Farmasi,EGC : Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati, 2004. Tangkas Kimia, Kartika : Surabaya
Harnanto, A. dan Ruminten, 2009. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Moechtar, 1989. Farmasi Fisika, Gadjah Mada University press : Yogyakarta
Yazid, Estien, M.Si., 2015, KIMIA FISIKA Untuk Mahasiswa Kesehatan, Pustaka pelajar : Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Mantingan , 27 Oktober 2017
Dibuat oleh
Praktikan,
Ilma Nafi’a Mubarok
|
Diperiksa oleh
Asisten,
Indiana Gita Anggraeni
| |
Disetujui oleh
Dosen Pengampu,
Himyatul Hidayah, M.Si., Apt
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar