Minggu kemarin, tepatnya pada hari jum'at malam sabtu,
14 Desember 2017 dikampusku diadakan Rumah Tamah dimana rumah tamah ini sebagai
rutinitas kampusku yang dilakukan setiap seminggu sekali pada setiap
masing-masing hujroh
(kamar). Karena kampusku bersistem asrama (boarding). Ramah tamah ini bertujuan agar ukhuah kekeluargaan kami
semakin erat, yaah memangsih walaupun kami setiap hari bertatap muka tapi
kurang afdzhol kalau tidak adanya ramah tamah ini. Biasanya ramah tamah ini
diisi dengan diawali dengan shalat maghrib berjamaah yang diimami oleh syeikh hujroh
(kaka tingkat semester 8), kemudian dilanjutkan dengan membaca surat yaasin
bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan kajian. Kajian disini yang dipimpin
oleh staff BAPAK (Biro Administrasi Penunjang Akademik & Kemahasiswaan) biasanya diambil dari sebuah makalah
yang berisikan pelajaran yang positif, pesan dan nasihat. Nah baru yang terakhir yaitu
sharing. Sharing tentang apapun itu. Tentang
teman, kakak tingkat yang begitulah hehe.., tentang lampu yang rusak
atau apalah pokonya yang berkaitan dengan kami dan lingkungan sekitar kami.
nah, di blog kali ini aku pengen berbagi sedikit pelajaran ke kalian semua
menganai apa yang telah aku dapatkan di kajian ini. Aku sangat tersentuh banget
ketika dibacain materi pada malem itu.
Yah mungkin ini adalah sebagian yang menurutku ini aku banget. Mau tau
gak apa isinya? Judulnya sangat unik sekali. Yaitu : “Agar Kuliah Tak Sekedar Status”. Kenapa aku pengen kasih tau kalian ini?
Soalnya ini bagi aku tuh penting banget agar kalian tau kalau kuliah itu enggak
sepertiapa yang kita lihat di FTV. Khususnya sih buat adik-adik kelas
diamanapun kalian berada supaya kalian tuh semangat menikmati masa sekolahnya, siapin diri untuk ngelakuin
hal baik yang akan kalian lakukan dimasa depan. Kira-kira sama enggak yah
pemikiran kita? Hehe. Pokonya baca baik-baik nih
Agar Kuliah Tak Sekedar Status
اطلب في الحياةالعلم والمالتحزارياسة على
الناس لا نهم بين خاص وعام,
الخاصة تفضلك بالعلم والعامة تفضلك بالمال
Carilah ilmu dan harta supaya kamu bisa
memimpin. Ilmu akan memudahkan meminpin orang-orang diatas, sedangkan harta
akan memudahkan memimpin yang dibawah.
“Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjaga
engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta
terhukum. Jika harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan
bertambah apabila dibelanjakan” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib).
Saat mendengar kata mahasiswa, akan terbesit sosok
yang lebih hebat dari sekedar siswa ataupun santri. Jika berbicara mengenai
mahasiswa, maka akan erat kaitannya dengan kehidupan kampus. Inilah tempat yang
akan dihuni oleh para mahasiswa, para cendikian muda. Rasa bangga dalam diri
pasti akan tersirat. Memakai almamater kebanggaan dan otomatis telah terdaftar
sebagai salah satu agent of change untuk Indonesia. Begitulah seharusnya
seorang mahasiswa. Namun, apakah itu yang tengah kita rasakan sekarang?
Banyak orang yang mulai mennuai sukses ketika
menginjak masa kuliah, ketika menjadi mahasiswa. Namun, ada juga yang justru
putus harapannya ketika menjadi mahasiswa. Mereka merasa jurusan yang
dipilihnya tidak sesuai, atau merasa bahwa telah menemukan jati diri ditengah
masa kuliah, sehingga memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Dalam sebuah
kesempatan, Al-Ustadz Adian Husaini pernah menyampaikan, “Jika Anda tengah
menjadi mahasiswa diluar negeri, maka silahkan anda focus pada urusan akademik,
dan anda akan menjadi sukses. Namun, jika anda menjadi mahasiswa di Indonesia,
maka aktiflah mengikuti organisasi selain aktif pula di bidang akademik., maka
Anda akan menjadi sukses.”
Mahasiswa harus mempunyai konsep yang jelas. Konsep
yang jelas disini adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri
dengan baik. Terkadang kita menganggap diri kita lemah dan memiliki banyak
kekurangan. Hal yang paling fatal bagi seorang mahasiswa adalah ketia dia
belum mengenal dirinya sendiri. Apa kelebihan dan kekurangannya. Padahal,
banyak potensi dalam diri yang tanpa disadari dapat melejitkan prestasi-prestasi
kita. Bagaimana mungkin kita mengasah kemampuan diri kalau kita saja belum
mengenal bsik diri kita sendiri. Dengan mengetahui kekurangan kita, kita akan
berusaha untuk mengubah kesulitan menjadi tantangan. Rintangan menjadi peluang
sehingga setiap detik selalu ada karya tercetak dan taka da waktu yang terbuang
sia-sia.
Tidak ada konsep yang menyatakan atau merumuskan
bagaimana agar label mahasiswa itu tidak hanya status. Hal yang perlu kita
lakukan adalah, apapun yang kita rasakan hari ini harus memberikan hasil
yang signifikan untuk kita sekarang naupun masa yang akan datang. Prestasi
yang kita buat adalah asset, dimana pengertiannya sangat luas dan tidak
terbatas sekedar memenangkan sebuah kompetisi.
Prestasi terbagi menjadi prestasi akademik dan non
akademik. Prestasi akademik meliputi prestasi yang berhubungan dengan kemampuan
kognisi dan psikomotor dimana kebanyakan keunggulan ini didapat dari kemampuan
otak kiri. Contohnya IPK, beasiswa, stusy exchange, dan sebagainya.
Sementara prestasi non akademik meliputi prestasi yang berhubungan dengan
skill, kemampuan dan profesiensi dimana orang yang unggul disini cenderung
mengoptimalkan otak kanannya. Meskipun berbeda, kedua prestasi ini harus dapat
melengkapi satu sama lain.
Mahasiswa tak ragu untuk berimajinasi. Imajinasi bukan
hanya untuk anak-anak. Mahasiswa pun perlu berimajinasi. Perbedaan antara
imajinasi anak-anak dan mahasiswa adalah proses aplikasi dan realisasi
imajinasi tersebut. Imjinasi itu diperbolehkan asal imajinasi kita mempunyai
gambaran atau bayangan bagaimana kita kedepan. Jangan remehkan dahsyatnya
beimajinasi! Berimajinasi tentunya harus didukung oleh kerja keras nyata demi
merealisasikan mimpi-mimpi kita.
Mahasiswa Aktivis atau Pasivis?
Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu
(kuliah-pulang-kuliah-pulang). Waktu kuliah selama 4-5 tahun adalah waktu yang
berharga jika dilewatkan begitu saja. Jika kita hanya disibukkan dengan tugas
kuliah, hadir kuliah setiap hari rasanya begitu hambar. Banyak keuntungan yang
akan kita dapati sebagai seorang aktivis. Mulia dari banyak teman, dan memiliki
sejuta pengalaman yang berharga lainnya yang tak dapat dibeli dengan apapun. Pengalaman
terlibat diberbagai macam kegiatan kampus yang akan mengasah ideology kita,
meningkatkan kematangan berfikir, lebih tanggap untuk menangani persoalan.
Karena kita tidak disibukkan dengan permasalahan pribadi namun permasalahan
organisasai. Akan tampak jelas perbedaan aktivis kampus non aktivis ketika
terjun langsung ke masyarakat. Banyak orang bertitle tapi tidak
berkualitas.banyak orang yang berkualias tapi tidak bertitle. Maka jadilah
orang yang bertitle dan berkualitas.
Hayo gimana nih menurut kalian setelah baca
yang ada di atas? #comment dibawah ini
Semoga bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar