Follow Us @ilmamubarok

23 Desember, 2017

Agar Kuliah Tak Sekedar Status

Minggu kemarin, tepatnya pada hari jum'at malam sabtu, 14 Desember 2017 dikampusku diadakan Rumah Tamah dimana rumah tamah ini sebagai rutinitas kampusku yang dilakukan setiap seminggu sekali pada setiap masing-masing hujroh (kamar). Karena kampusku bersistem asrama (boarding). Ramah tamah  ini bertujuan agar ukhuah kekeluargaan kami semakin erat, yaah memangsih walaupun kami setiap hari bertatap muka tapi kurang afdzhol kalau tidak adanya ramah tamah ini. Biasanya ramah tamah ini diisi dengan diawali dengan shalat maghrib berjamaah yang diimami oleh syeikh hujroh (kaka tingkat semester 8), kemudian dilanjutkan dengan membaca surat yaasin bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan kajian. Kajian disini yang dipimpin oleh staff BAPAK (Biro Administrasi Penunjang Akademik & Kemahasiswaan) biasanya diambil dari sebuah makalah yang berisikan pelajaran yang positif, pesan dan nasihat. Nah baru yang terakhir yaitu sharing. Sharing tentang apapun itu. Tentang  teman, kakak tingkat yang begitulah hehe.., tentang lampu yang rusak atau apalah pokonya yang berkaitan dengan kami dan lingkungan sekitar kami. nah, di blog kali ini aku pengen berbagi sedikit pelajaran ke kalian semua menganai apa yang telah aku dapatkan di kajian ini. Aku sangat tersentuh banget ketika dibacain materi pada malem itu.  Yah mungkin ini adalah sebagian yang menurutku ini aku banget. Mau tau gak apa isinya? Judulnya sangat unik sekali. Yaitu :  “Agar Kuliah Tak Sekedar Status”.  Kenapa aku pengen kasih tau kalian ini? Soalnya ini bagi aku tuh penting banget agar kalian tau kalau kuliah itu enggak sepertiapa yang kita lihat di FTV. Khususnya sih buat adik-adik kelas diamanapun kalian berada supaya kalian tuh semangat menikmati masa sekolahnya, siapin diri untuk ngelakuin hal baik yang akan kalian lakukan dimasa depan. Kira-kira sama enggak yah pemikiran kita? Hehe. Pokonya baca baik-baik nih


Agar Kuliah Tak Sekedar Status

اطلب في الحياةالعلم والمالتحزارياسة على الناس لا نهم بين خاص وعام,
 الخاصة تفضلك بالعلم والعامة تفضلك بالمال
Carilah ilmu dan harta supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkan meminpin orang-orang diatas, sedangkan harta akan memudahkan memimpin yang dibawah.

“Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Jika harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib).
Saat mendengar kata mahasiswa, akan terbesit sosok yang lebih hebat dari sekedar siswa ataupun santri. Jika berbicara mengenai mahasiswa, maka akan erat kaitannya dengan kehidupan kampus. Inilah tempat yang akan dihuni oleh para mahasiswa, para cendikian muda. Rasa bangga dalam diri pasti akan tersirat. Memakai almamater kebanggaan dan otomatis telah terdaftar sebagai salah satu agent of change untuk Indonesia. Begitulah seharusnya seorang mahasiswa. Namun, apakah itu yang tengah kita rasakan sekarang?

Banyak orang yang mulai mennuai sukses ketika menginjak masa kuliah, ketika menjadi mahasiswa. Namun, ada juga yang justru putus harapannya ketika menjadi mahasiswa. Mereka merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai, atau merasa bahwa telah menemukan jati diri ditengah masa kuliah, sehingga memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Dalam sebuah kesempatan, Al-Ustadz Adian Husaini pernah menyampaikan, “Jika Anda tengah menjadi mahasiswa diluar negeri, maka silahkan anda focus pada urusan akademik, dan anda akan menjadi sukses. Namun, jika anda menjadi mahasiswa di Indonesia, maka aktiflah mengikuti organisasi selain aktif pula di bidang akademik., maka Anda akan menjadi sukses.” 

Mahasiswa harus mempunyai konsep yang jelas. Konsep yang jelas disini adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri dengan baik. Terkadang kita menganggap diri kita lemah dan memiliki banyak kekurangan. Hal yang paling fatal bagi seorang mahasiswa adalah ketia dia belum mengenal dirinya sendiri. Apa kelebihan dan kekurangannya. Padahal, banyak potensi dalam diri yang tanpa disadari dapat melejitkan prestasi-prestasi kita. Bagaimana mungkin kita mengasah kemampuan diri kalau kita saja belum mengenal bsik diri kita sendiri. Dengan mengetahui kekurangan kita, kita akan berusaha untuk mengubah kesulitan menjadi tantangan. Rintangan menjadi peluang sehingga setiap detik selalu ada karya tercetak dan taka da waktu yang terbuang sia-sia.

Tidak ada konsep yang menyatakan atau merumuskan bagaimana agar label mahasiswa itu tidak hanya status. Hal yang perlu kita lakukan adalah, apapun yang kita rasakan hari ini harus memberikan hasil yang signifikan untuk kita sekarang naupun masa yang akan datang. Prestasi yang kita buat adalah asset, dimana pengertiannya sangat luas dan tidak terbatas sekedar memenangkan sebuah kompetisi.

Prestasi terbagi menjadi prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik meliputi prestasi yang berhubungan dengan kemampuan kognisi dan psikomotor dimana kebanyakan keunggulan ini didapat dari kemampuan otak kiri. Contohnya IPK, beasiswa, stusy exchange, dan sebagainya. Sementara prestasi non akademik meliputi prestasi yang berhubungan dengan skill, kemampuan dan profesiensi dimana orang yang unggul disini cenderung mengoptimalkan otak kanannya. Meskipun berbeda, kedua prestasi ini harus dapat melengkapi satu sama lain.

Mahasiswa tak ragu untuk berimajinasi. Imajinasi bukan hanya untuk anak-anak. Mahasiswa pun perlu berimajinasi. Perbedaan antara imajinasi anak-anak dan mahasiswa adalah proses aplikasi dan realisasi imajinasi tersebut. Imjinasi itu diperbolehkan asal imajinasi kita mempunyai gambaran atau bayangan bagaimana kita kedepan. Jangan remehkan dahsyatnya beimajinasi! Berimajinasi tentunya harus didukung oleh kerja keras nyata demi merealisasikan mimpi-mimpi kita.

Mahasiswa Aktivis atau Pasivis?
Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Waktu kuliah selama 4-5 tahun adalah waktu yang berharga jika dilewatkan begitu saja. Jika kita hanya disibukkan dengan tugas kuliah, hadir kuliah setiap hari rasanya begitu hambar. Banyak keuntungan yang akan kita dapati sebagai seorang aktivis. Mulia dari banyak teman, dan memiliki sejuta pengalaman yang berharga lainnya yang tak dapat dibeli dengan apapun. Pengalaman terlibat diberbagai macam kegiatan kampus yang akan mengasah ideology kita, meningkatkan kematangan berfikir, lebih tanggap untuk menangani persoalan. Karena kita tidak disibukkan dengan permasalahan pribadi namun permasalahan organisasai. Akan tampak jelas perbedaan aktivis kampus non aktivis ketika terjun langsung ke masyarakat. Banyak orang bertitle tapi tidak berkualitas.banyak orang yang berkualias tapi tidak bertitle. Maka jadilah orang yang bertitle dan berkualitas.

Hayo gimana nih menurut kalian setelah baca yang ada di atas?  #comment dibawah ini 

Semoga bermanfaat J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar