Follow Us @ilmamubarok

09 Juli, 2019

BERSYUKUR

Selasa, Juli 09, 2019 0 Comments



لَئِنْ شَكَرْتٌمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
~Q.S Ibrahim: 7~

Tanpa kita sadari betapa banyak nikmat yang kita rasakan didalam hidup kita. Tidak mungkin kitak dapat menghitung selllllluruh nikmat yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya. Sudah jelas terlihat, setiap detik tidak lepas dari nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita semua, baik berupa hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra serta udara yang kita hirup. Apakah kita sudah merenungkan semua nikmat pemberian dari Allah tersebut?
Cobalah perhatikan lingkungan disekitar kita betapa nikmatnya kita bisa merasakan setiap proses menuntut ilmu didalam Miliu Pendidikan Pesantren. Segala dinamika kegiatanyang berjalan harus bernilai pendidikan dan bernuansa islami, karena kita adalah Mahasantri yang memiliki jiwa yang lebih besar dari pada seorang santri.
Banyak yang salah dalam menyikapi nikmat yang Allah berikan. Melupakan perannya sebagai hamba yang diberikan nikmat. Na’udzubillahi
                Bagaimana seharusnya kita menyikapi nikmat tersebut? Tentunya dengan cara bersyukur kepada Allah SWT. Ada 2 tingkatan manusia dalam mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah :
1.      عَابِدُالنِعَمِ
Mensyukuri segala nikmat dengan cara menggunakan nikmat tersebut dengan baik. Inilah yang disebut dengan hambanya nikmat.
2.      عَابِدُالمَنْعِمِ
Tingkatan ini tidak hanya dekesar menikmati, tetapi bersyukur dan mengingat bahwa Allah yang menyayangi, mengasihi hamba-Nya dengan memberikan nikmat kepada kita. Tidak hanya nikmatnya yang diingat, tetapi yang diingat yang memberi nikmat.
Bersyukur memang sebuah tingkatan yang sangat tinggi disisi Allah SWT. Allah menyukai orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya dan bersyukur kepada-Nya. Mudah-mudahan kita semua selalu diberi-Nya kemudahan untuk bersyukur kepada Allah SWT dan dicatat sebagai hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Semoga pula kelak di akhirat kita semua akan dikumpulkan dengan para syakiriin. Amiin ya rabbal ‘alamiin.

02 Juli, 2019

MENATA NIAT DAN HATI UNTUK IKHLAS

Selasa, Juli 02, 2019 0 Comments


Mungkin sebagian dari kita pernah beragumen seperti ini :
“males banget nolongin dia, dulu aja dia gam au nolongin.”
“aku ikhlas ko ga berharap apa-apa. Lakuin aja semuanya.”
“ Hm,, dia tuh masih saja ya pacaran. mending aku yang udah hijrah.”
Niat adalah hal dasar, pondasi dan “teman” yang mengiringi segala hal yang kita lakukan. Tidak hanya “teman” di awal tapi juga di tengah dan di akhir bahkan setelah hal itu selesai kita lakukan. Pada awalnya, niat kita mungkin ikhlas, di tengah jalan tiba-tiba setan membisikan secara halus. “Tuh liat tuh orang-orang pada seneng sama postingan kamu” dan bisa jadi kamupun terbawa dengan bisikan itu ”iya ya, biar pada kagum orang-orang sama aku”.  Astaghfirullahal Adziim… halus sekali ya bisikannya, membuaikan dan memusnahkan.
Memusnahkan segala amal yang telah dilakukan susah payah. Butuh banyak waktu dan effort melakukannya. Namun semuanya NOL alias tanpa arti dimata Allah hanya karena mengejar pujian manusia yang hanya diujung lidahnya. Artinya kita sudah riya, lalu kalah dan setan tertawa. Agar tidak riya, selalu upayakan Tajdidun Niat alias perbaharui niat. Niatkan ikhlas dalam segala hal yang kita lakukan. Ikhlas adalah berharap pada Allah baik berupa ridho, apresiasi, balasan, ampunana, hadiah dan sebagainya.
Dengan begitu, yuk mulai sekarang kita terus tata niat, seperti menata rumah begitu juga menata hati. Kadang berdebu, kotor atau berantakan, maka ia perlu terus di bersihkan dan ditata kembali. Semoga kita menjadi orang mukhlis, selalu belajar ikhlas berharap minta kepada Allah. Dan jangan tanggung-tanggung jika meminta kepada Allah. Karena Allah lah yang memiliki segala-Nya, Maha pengampun, penyayang dan penguasa jagat raya.