Follow Us @ilmamubarok

02 Juli, 2019

MENATA NIAT DAN HATI UNTUK IKHLAS



Mungkin sebagian dari kita pernah beragumen seperti ini :
“males banget nolongin dia, dulu aja dia gam au nolongin.”
“aku ikhlas ko ga berharap apa-apa. Lakuin aja semuanya.”
“ Hm,, dia tuh masih saja ya pacaran. mending aku yang udah hijrah.”
Niat adalah hal dasar, pondasi dan “teman” yang mengiringi segala hal yang kita lakukan. Tidak hanya “teman” di awal tapi juga di tengah dan di akhir bahkan setelah hal itu selesai kita lakukan. Pada awalnya, niat kita mungkin ikhlas, di tengah jalan tiba-tiba setan membisikan secara halus. “Tuh liat tuh orang-orang pada seneng sama postingan kamu” dan bisa jadi kamupun terbawa dengan bisikan itu ”iya ya, biar pada kagum orang-orang sama aku”.  Astaghfirullahal Adziim… halus sekali ya bisikannya, membuaikan dan memusnahkan.
Memusnahkan segala amal yang telah dilakukan susah payah. Butuh banyak waktu dan effort melakukannya. Namun semuanya NOL alias tanpa arti dimata Allah hanya karena mengejar pujian manusia yang hanya diujung lidahnya. Artinya kita sudah riya, lalu kalah dan setan tertawa. Agar tidak riya, selalu upayakan Tajdidun Niat alias perbaharui niat. Niatkan ikhlas dalam segala hal yang kita lakukan. Ikhlas adalah berharap pada Allah baik berupa ridho, apresiasi, balasan, ampunana, hadiah dan sebagainya.
Dengan begitu, yuk mulai sekarang kita terus tata niat, seperti menata rumah begitu juga menata hati. Kadang berdebu, kotor atau berantakan, maka ia perlu terus di bersihkan dan ditata kembali. Semoga kita menjadi orang mukhlis, selalu belajar ikhlas berharap minta kepada Allah. Dan jangan tanggung-tanggung jika meminta kepada Allah. Karena Allah lah yang memiliki segala-Nya, Maha pengampun, penyayang dan penguasa jagat raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar