Follow Us @ilmamubarok

21 Mei, 2023

Cukuplah Allah Bagiku.

Beberapa waktu belakangan, saya tengah dan (akan terus) beradaptasi engan ujian baru rasa lama. Memang bentuk peristiwanya berbeda setiap waktu, tapi tetap saja, label rasanya sama saja meski dengan sediit letupan-letupan baru.


Menyesal?

Kecewa?

Marah?

Resah?

Sedih?

Takut?

atau 

rasa-rasa tak terdefinisikan lainnya?


semua orang pasti pernah merasakannya. Saya tahu bagaimana rasanya saat semua itu tumpah ruah di hati dan membanjiri isi kepala, kita menadak seperti kehilangan arah.Kala perasaan-perasaan itu muncul, saya menutup mata seraya mengucapkan: "HasbiyaAllahu Laa Ilaha Illa hu'alaihi Tawakaltu Wa hua Rabbul'Arsyil'Azim." (... Cukuplah bagi Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya Kepada-Nya Aku Bertawakkal dan Dia Adalah Tuhan yang Memiliki Arsy yang Agung) -QS. 9:129-


Hei, kita punya Allah, bukan? Coba sejenak menepi dan menenangkan diri di kegeningan malam. Menangislah di hadapan-Nya dan ungkapkan apa saja yang sudah membebani hati ini. Ketenangan itu yang akan mengantarkan kita menuju muara ikhlas. Tentu awalnya tidak mudah dan kita hanya perlu menjadi terbiasa menikmati kejutan-kejutan hidup. Seiring waktu perasaan-perasaan itu akan tergerus dengan sendirinya. 


"Cukuplah Allah bagiku"


Jika bagi kita Allah sudah lebih dari cukup, maka tetang perasaan-perasaan itu biarlah menjai urusan-Nya semata. Percayalah, tak ada hal yang terjadi di dunia ini melainkan atas kehendak-Nya.


Satu hal yang harus diyakini bahwa Allah selalu punya cara apa? ya, dengan hadirnya rasa-rasa itu melalui ujian berbeda-beda.


Tulisan ini diambil dari Insight 90 Hari bersama Al-Qur'an,

@rantingpuun, Semoga Allah menjaganya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar