Follow Us @ilmamubarok

15 November, 2020

Nurani Kemanusiaan


Kita boleh berbeda. Berbeda tempat lahir kita. Berbeda ayah dan ibu kita. Berbeda negara dan kebangsaan kita. Berbeda profesi dan pekerjaan kita. Berbeda selera makan dan minum kita. Tetapi kita sesungguhnya memliki nurani yang sama, yaitu nurani kemanusiaan.

kalo kata Helvy Tiana Rosa, seorang sastrawan Indonesia. kemanusiaan itu tidak mengenal batas negara dan agama. ia tumbuh dari keajaiban nurani yang tanpa sekat, tanpa musim. kita mengenal dengan istilah humanusme universal, istilah yang mulai tumbuh tatkala HAM dipandang sebagai urgental dalam menghadapi dunia yang semakin tidak bersahabat.

benar saja, kemanusiaan tidak lahir dari diskusi-diskusi diatas meja makan, bertabur racikan kopi dan berbatang lisong dengan harga selangit, lalu berbicara konsepsi dan kesepakatan-kesepakatan.

kemanusiaan ada di hati nurani manusia itu sendiri. hati nurani yang senantiasa menunjukkan jalan illahiah kebenaran hakiki bagi setiap insan dibumi. jika kita berkemanusiaan, maka kita akan melihat nurani yang meringis tatkala menatap tragedi kemanusiaan hadir diantara jeram kehidupan manusia terpejam dilorong senja gedung tua, beratap langit dan beralas bumi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar