Hai my future husband, this is future wife.
Kenalin, aku manusia yang banyak sekali mimpinya, banyak inginnya. Siap kamu membersamai setiap proses terwujudnya mimpi-mimpiku? Siap kamu mendukung setiap juangku? Karena aku butuh pasangan yang mau berjalan bersama.
Aku
anak perempuan pertama, sedikit keras kepala. Mungkin nantinya aku akan sering
mendebatmu tentang sesuatu. Tolong, jangan tersinggung. Aku hanya ingin
mengajakmu bertukar pikiran. Beri aku pemahaman, agar sesi debat ini
dimenangkan olehmu. Meski kuyakin, aku yang akan menang.
Jika
nanti kamu dapati aku melakukan kesalahan, jangan tinggikan suara untuk
menegurku ya, karena nyatanya aku sama seperti perempuan pada umumnya. Cengeng.
Mudah sekali menangis. Jadi, nasehati aku dengan lembut dan penuh kasih.
Sungguh aku akan mengerti dan menerimanya.
Hidup
denganku memang tidak akan mudah. Makanya Allah hadirkan kamu untuk
membersamaiku. Si manusia yang rumit yang susah kali ditebak moodnya. Allah tau
kamu pasti akan sabar menghadapiku. Kamu punya banyak cara utuk menaklukanku.
Jadi, jangan pernah merasa lelah ya.
Katanya
pasangan itu cerminan diri. Ayo, kita sama-sama berusaha untuk terus
memperbaiki diri. Agar ketika nanti kita sudah diizinkan untuk bertemu, kita
sudah sampai di titik terbaik menurut taqdir. Dan di saat hari itu tiba,
kuharap kita sudah selesai dengan masa lalu masing-masing.
Aku
tidak mau membersamaimu dengan masa lalu yang masih turut membayangi. Karena
ketika kita memutuskan untuk melangkah bersama menuju masa depan, harusnya
tidak ada lagi yang namanya masa lalu. Masa lalumu milikmu. Begitupun dengan
aku. Tidak ada yang namanya masa lalu kita.
Dan
hingga ini, ku belum tahu harus manggilmu apa. Hilalmu belum kelihatan. Apakah
aku akan memanggilmu abang, mas, akang atau mungkin aa. Semua masih terlalu
abu-abu. Atau kita permudah saja, mungkin aku bisa memanggilmu sayang?
Semoga
kamu bukan orang yang sulit untuk diajak bicara santai dan random. Karena
ketahuilah, aku pengen punya pasangan yang bisa diajak deep talk sebelum tidur.
Bicara hal yang dari awal tidak ditentukan topiknya. Cerita mengalir semestinya.
Itu tandanya kita sefrekuensi bukan?
Aku
juga pengen punya patner itikaf, aku setoran hafalan kamu yang nyimak, pergi
kajian bareng dan mau diajak kemanapun dalam kebaikan apalagi untuk seumur
hidup.
Aku
juga pengen punya pasangan yang senang diajak travelling. Kemanapun. Karena aku
suka sekali jalan-jalan aku punya banyak sekali list tempat yang ingin aku
kunjungi nantinya. Jika dimasa sendiriku belum sempat ke sana, berarti tugasmu
membawaku ke tempat itu. Harus!
Kaget
kan banyak maunya bangett.
Tapi,
aku tidak akan menuntutmu untuk segera. Kita bisa menabung dulu. Karena kutahu
biaya untuk kesana tidak sedikit. Kita bisa mulai dengan bisnis bersama,
lagi-lagi aku siap membersamaimu. Aku siap berjuang denganmu.
Dan
kamu tahu, membahagiakanku itu sederhana. Aku sangat senang diajak keliling
motor. Meski tanpa tujuan. Hanya sekedar mengelilingi kota dengan desau angin
di sekitar kita. Kamu berbicara dengan sedikit keras dan maaf jika aku akan
sering memintamu mengulang pembicaraan.
Ah,
memikirkannya saja sudah sangat menyenangkan. Kamu siap mengabulkan setiap
mimpiku? Mimpi yang kurancang sejak lama. Prosesnya akan kita nikmati bersama.
Tidak usah terburu-buru, agar hasilnya maksimal. Kurasa denganmu, proses itu
tidak akan terasa menakutkan.
Jadi,
sudah sampai mana langkahmu untuk sampai menujuku? Jangan lama-lama ya hehe,
aku menunggumu.
See
you my future husband. Semangat dalam juangmu. Pertemuan kita nantinya semoga
jadi cara terindah untuk jatuh cinta. Lagi dan lagi. InsyaaAllah.