26 Mei, 2024
31 Januari, 2024
Lelah
14 Januari, 2024
Hai my future husband, this is future wife.
Kenalin, aku manusia yang banyak sekali mimpinya, banyak inginnya. Siap kamu membersamai setiap proses terwujudnya mimpi-mimpiku? Siap kamu mendukung setiap juangku? Karena aku butuh pasangan yang mau berjalan bersama.
Aku
anak perempuan pertama, sedikit keras kepala. Mungkin nantinya aku akan sering
mendebatmu tentang sesuatu. Tolong, jangan tersinggung. Aku hanya ingin
mengajakmu bertukar pikiran. Beri aku pemahaman, agar sesi debat ini
dimenangkan olehmu. Meski kuyakin, aku yang akan menang.
Jika
nanti kamu dapati aku melakukan kesalahan, jangan tinggikan suara untuk
menegurku ya, karena nyatanya aku sama seperti perempuan pada umumnya. Cengeng.
Mudah sekali menangis. Jadi, nasehati aku dengan lembut dan penuh kasih.
Sungguh aku akan mengerti dan menerimanya.
Hidup
denganku memang tidak akan mudah. Makanya Allah hadirkan kamu untuk
membersamaiku. Si manusia yang rumit yang susah kali ditebak moodnya. Allah tau
kamu pasti akan sabar menghadapiku. Kamu punya banyak cara utuk menaklukanku.
Jadi, jangan pernah merasa lelah ya.
Katanya
pasangan itu cerminan diri. Ayo, kita sama-sama berusaha untuk terus
memperbaiki diri. Agar ketika nanti kita sudah diizinkan untuk bertemu, kita
sudah sampai di titik terbaik menurut taqdir. Dan di saat hari itu tiba,
kuharap kita sudah selesai dengan masa lalu masing-masing.
Aku
tidak mau membersamaimu dengan masa lalu yang masih turut membayangi. Karena
ketika kita memutuskan untuk melangkah bersama menuju masa depan, harusnya
tidak ada lagi yang namanya masa lalu. Masa lalumu milikmu. Begitupun dengan
aku. Tidak ada yang namanya masa lalu kita.
Dan
hingga ini, ku belum tahu harus manggilmu apa. Hilalmu belum kelihatan. Apakah
aku akan memanggilmu abang, mas, akang atau mungkin aa. Semua masih terlalu
abu-abu. Atau kita permudah saja, mungkin aku bisa memanggilmu sayang?
Semoga
kamu bukan orang yang sulit untuk diajak bicara santai dan random. Karena
ketahuilah, aku pengen punya pasangan yang bisa diajak deep talk sebelum tidur.
Bicara hal yang dari awal tidak ditentukan topiknya. Cerita mengalir semestinya.
Itu tandanya kita sefrekuensi bukan?
Aku
juga pengen punya patner itikaf, aku setoran hafalan kamu yang nyimak, pergi
kajian bareng dan mau diajak kemanapun dalam kebaikan apalagi untuk seumur
hidup.
Aku
juga pengen punya pasangan yang senang diajak travelling. Kemanapun. Karena aku
suka sekali jalan-jalan aku punya banyak sekali list tempat yang ingin aku
kunjungi nantinya. Jika dimasa sendiriku belum sempat ke sana, berarti tugasmu
membawaku ke tempat itu. Harus!
Kaget
kan banyak maunya bangett.
Tapi,
aku tidak akan menuntutmu untuk segera. Kita bisa menabung dulu. Karena kutahu
biaya untuk kesana tidak sedikit. Kita bisa mulai dengan bisnis bersama,
lagi-lagi aku siap membersamaimu. Aku siap berjuang denganmu.
Dan
kamu tahu, membahagiakanku itu sederhana. Aku sangat senang diajak keliling
motor. Meski tanpa tujuan. Hanya sekedar mengelilingi kota dengan desau angin
di sekitar kita. Kamu berbicara dengan sedikit keras dan maaf jika aku akan
sering memintamu mengulang pembicaraan.
Ah,
memikirkannya saja sudah sangat menyenangkan. Kamu siap mengabulkan setiap
mimpiku? Mimpi yang kurancang sejak lama. Prosesnya akan kita nikmati bersama.
Tidak usah terburu-buru, agar hasilnya maksimal. Kurasa denganmu, proses itu
tidak akan terasa menakutkan.
Jadi,
sudah sampai mana langkahmu untuk sampai menujuku? Jangan lama-lama ya hehe,
aku menunggumu.
See
you my future husband. Semangat dalam juangmu. Pertemuan kita nantinya semoga
jadi cara terindah untuk jatuh cinta. Lagi dan lagi. InsyaaAllah.
13 September, 2023
24 Juli, 2023
Hati-hati kalo urusan Hati
Sebagaimana tubuh punya kebutuhan
maka jiwa dan hati pun sama.
Seringkali kita belum meyakini sepenuhnya bahwa sesungguhnya Alquran adalah obat buat hati dan jiwa kita, doa juga adalah obat; shalat adalah obat pelipur lara, sedekah menghilangkan ketakutan dan kesedihan, puasa atau mengurangi makan adalah obat bagi jiwa yang tamak
.
Namun.. seperti halnya tubuh yang perlu di periksa dan di diagnosa, maka hati dan jiwa juga sama
dan kita bisa tahu dan menganalisa sebenarnya hati dan jiwa kita perlu rawat inap atau rawat jalan
.
Bagaimana kita tahu hati kita sakit atau bermasalah?
Jawabannya mudah .. saat hati itu di nasehati nasehat dari agama, nasehat dari petunjuk nabi, hati seperti meradang, saat dinasehati dengan kalimat dan contoh kebaikan , hati itu tak bergetar dan tak bergeming , diam.. keras dan membatu
Dan sebenarnya dalam islam sudah diberikan solusinya, bersedekah kepada fakir miskin, mengobrol dengan orang yang hidupnya susah , membantu orang lain, menebar salam, memberi makan, berdoa, muhasabah, sangat banyak solusinya sebenarnya..
.
Namun kembali ke diri sendiri.. apakah trus membiarkan hati itu keras membatu atau mau duduk menghisab diri bermuhasabah dan dari jalan itu Allah melembutkan hati kita..
.
Percayalah… hidup dengan hati yang lembut, jiwa yang tenang, hari hari disibukkan dengan amal sholeh, berkumpul dengan orang baik, sibuk mikirin akhirat dan persiapan kesana dan bertemu Allah..
Inilah seindah indahnya hidup..
Hati yang trus terpaut kepada Pemilik Hati, jiwa yang selalu haus akan ampunan dan rahmatNya..
.
Kita yang faham hati kita perlu rawat jalan atau rawat inap jika kita mengenal hati kita
Nasihat guru, @dr.Zaidulakbar BarakaAllahufik
OVT
Sampai sekarang pun, kadang aku suka mikir kayak gini "kedepanya bakal gimana ya?"
hingga akhirnya aku dapetin insight baru yang buat pikiranku semakin terbuka. Isinya kayak gini:
"Masa depan kan sudah Allah atur sebaik-baiknya. Allah sendiri tau tempat tinggal hamba-Nya dimana, seperti apa kehidupannya, apa usahanya. Allah engga mungkin memberikan hal terburuk bagi hamba-Nya. pasti selalu yang terbaik. Rezeki yang Allah kasih juga engga mungkin bakal tertukar dan Allah engga mungkin melantarkan hamba-Nya. Nah, kalo seandainya aku khawatir, cemas, gelisah, was-was tentang masa depan atau apapun yang bakal terjadi di kehidupanku, itu sama aja aku engga percaya dan yakin dong sama Allah."
Terus aku bengong lagi tuh sambil mikir, "Iya juga ya"
Memang adakalanya kadar iman seseorang bisa naik dan juga turun. maka dari itu kita mesti memperbaiki kualitas keimanan dan charge iman kita supaya kalau mulai ovt tentang hal yang kayak gini atau apapun langsung inget tuh kalimat-kalimat diatas. Sering-sering juga ingetin ke diri sendiri kalau Allah itu sesuai sama prasangka hamba-Nya, InsyaAllah, Allah akan bantu dan selamatkan kita. Kalau engga yakin, ya kamu tentu tahu sendiri apa jawabannya bukan?
25 Juni, 2023
Sabar, ini hanya dunia
Terkadang, banyak yang ingin ditulis dan diungkapkan, namun hati berbisik. Tapi sudahlah Allah lebih tau segalanya kok jadi tenanglah :)
Tidak semua bisa dimiliki, tapi semua bisa disyukuri.
Jika digosipkan artinya, kamu populer,
Jika direndahkan artinya, kamu lebih tinggi,
Jika dimusuhi artinya, kamu adalah lawan yang tangguh dan orang lain tidak bisa menghancurkanmu ketika mereka tidak banyak tau tentangmu.
Takdir itu milik Allah, Do'a itu milik kita.
Adakah cara yang lebih baik selain do'a dalam mengubah takdir?
Sekali lagi, berdo'alah terus, lagi dan lagi. Jangankan melembutkan sepotong hati manusia, konon katanya syurga bisa ditukar. Tugas kita hanya berikhtiar semampu yang bisa kita lakukan. Selanjutnya biar Allah yang menetapkan apa yang menjadi bagian dari masalah kita.
"dan bersabarlah atas apa yang menimpamu"
Nabi Musa tidak pernah tau bahwa laut yang menghalanginya akan terbelah, ia hanya tau bahwa Allah pasti menolongnya. Demikian dengan keadaanmu saat ini, cukuplah kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolongmu tanpa kita harus tau bagaimana caranya.
Terkadang tawakkal itu tidak hanya memberikan hasil yang cepat, tapi memberikan keindahan yang terasa tertunda. tapi, melengkapi kebahagiaan yang lainnya
21 Mei, 2023
Cukuplah Allah Bagiku.
Beberapa waktu belakangan, saya tengah dan (akan terus) beradaptasi engan ujian baru rasa lama. Memang bentuk peristiwanya berbeda setiap waktu, tapi tetap saja, label rasanya sama saja meski dengan sediit letupan-letupan baru.
Menyesal?
Kecewa?
Marah?
Resah?
Sedih?
Takut?
atau
rasa-rasa tak terdefinisikan lainnya?
semua orang pasti pernah merasakannya. Saya tahu bagaimana rasanya saat semua itu tumpah ruah di hati dan membanjiri isi kepala, kita menadak seperti kehilangan arah.Kala perasaan-perasaan itu muncul, saya menutup mata seraya mengucapkan: "HasbiyaAllahu Laa Ilaha Illa hu'alaihi Tawakaltu Wa hua Rabbul'Arsyil'Azim." (... Cukuplah bagi Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya Kepada-Nya Aku Bertawakkal dan Dia Adalah Tuhan yang Memiliki Arsy yang Agung) -QS. 9:129-
Hei, kita punya Allah, bukan? Coba sejenak menepi dan menenangkan diri di kegeningan malam. Menangislah di hadapan-Nya dan ungkapkan apa saja yang sudah membebani hati ini. Ketenangan itu yang akan mengantarkan kita menuju muara ikhlas. Tentu awalnya tidak mudah dan kita hanya perlu menjadi terbiasa menikmati kejutan-kejutan hidup. Seiring waktu perasaan-perasaan itu akan tergerus dengan sendirinya.
"Cukuplah Allah bagiku"
Jika bagi kita Allah sudah lebih dari cukup, maka tetang perasaan-perasaan itu biarlah menjai urusan-Nya semata. Percayalah, tak ada hal yang terjadi di dunia ini melainkan atas kehendak-Nya.
Satu hal yang harus diyakini bahwa Allah selalu punya cara apa? ya, dengan hadirnya rasa-rasa itu melalui ujian berbeda-beda.
Tulisan ini diambil dari Insight 90 Hari bersama Al-Qur'an,
@rantingpuun, Semoga Allah menjaganya.
18 Mei, 2023
Dari yang sedang viral, kita belajar.
Makin kesini, makin sadar bahwa perihal menikah bukanlah hal sepele. Semua orang bisa menikah, tapi tidak semua orang mampu mempertahankannya. Ada yang bercerai karena masalah ekonomi, bercerai karena masalah hasrat yang tak terpenuhi, bercerai karena ideologi yang tak lagi sejalan, bercerai karena kesalahpahaman dan masih banyak lagi.
Akhir-akhir ini, kasus perceraian terdengar dimana-mana, bahkan rumah tangga yang sudah dujaga dengan baik selama belasan tahun kandas. serumit itu ternyata pernikahan? sabar saja tidak cukup, uang yang banyak saja bukan penentu bahwa rumah tangga itu akan bertahan lama, itu sebabnya menikah butuh ilmu; ilmu agama, ilmu dunia, dan pastinya butuh kerjasama yang baik. Menikah bukanlah perlombaan, bukan juga sesuatu yang harus ditakuti juga. Menikah adalah ibadah terpanjang, semoga kita semua dipilihkan dengan pasangan yang kiranya mampu mendekatkan kita kepada Allah, dan pastinya membuat kita merasa nyaman dalam segala keadaan, Aaamiin.
31 Desember, 2022
Hai wanita hebat
Hal wanita hebat,
Semoga Alah selalu menjagamu. Terimakasih telah berusaha tersenyum duhadapan semua manusia, meski berkali-kali tangismu pecah saat berada dihadapan Rabb. Semoga kesungguhanmu dalam menjalankan ujian-Nya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dapan memberatkan timbanagn amalmu kelak di akhirat. Tetap semangat ya!
Siapa bilang kamu harus selalu sempurna, kuat dan terlihat ceria? sesekali kamu pasti pernah rapuh, jatuh, terluka, dan menangis. itu keniscayaan sebagai manusia. Tapi yang harus diingat jika itu semua kitasandarkan pada Allah maka hal terburuk sekalipun dapat terlewati dengan cara terbaik.
Perjalanan panjang itu, akhirnya mengantarkanku pada hari ini. Dimana aku menyadari bahwa hidup lebih damai ketika mampu mengerti sebuah ikhlas dengan baik. Lalu seiring bertambahnya usia, aku mulai terbiasa meyederhanakan semua urusan tentang dunia.








































